Senin, 07 September 2015

Senyuman Telaga Warna kepada Ratapan Angin

Ratapan Angin - Dieng
Masih mundur dari perjalanan berlibur ke dataran tinggi Dieng, Wonosobo. Perjalanan hari pertama kami disuguhi lukisan alam yang tak ternilai indahnya, Telaga Warna yang begitu cantik dilihat dari bukit ratapan angin  yang ada di sekitar Dieng Plateu Theater.
Untuk bisa sampai di batu ratapan angin, harus melalui sedikit pendakian (sedikit kok ini, seriusan) menyelusuri anak tangga yang tersusun dari tanah dan pasir debu. Meskipun track tidak begitu sulit, sebaiknya tetap menggunakan sepatu - celana panjang - dan baju hangat, karena pasir debu lumayan loh disini.

Dua batu besar yang ada di lokasi, konon katanya mengisahkan tentang penghianatan seorang putri kepada sang pangeran yang kala itu telah menikah. Kemurkaan sang pangeran mengutuk sang putri bersama kekasihnya menjadi batu, dan setiap kali pangeran berkunjung, selalu terdengar suara tangisan sebagai ratapan penyesalan sang putri.


Telaga Warna - Dieng
Danau yang terlihat dari Ratapan Angin adalah Telaga Warna yang tidak jauh lokasinya, tapi jika mau kita juga bisa menikmati Telaga Warna dari bukit Sidengkeng. Telaga Warna mengandung tingkat sulfur yang cukup tinggi, sehingga ketika cahaya  matahari mengenainya, maka warna-warni yang cantik akan di pantulkan. Pagi dan siang hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati pelangi Telaga Warna karena awan belum terselimuti kabut. Agak kedalam kita dapat melihat beberapa gua yang konon dijadikan tempat bermeditasi, sayangnya saya tidak kesana jadi tidak bisa mereviewnya.


Ratapan Angin - Dieng - 290815

Telaga Warna - Dieng - 290815


Ratapan Angin - Telaga Warna - Dieng - 290815
Pesona alam Indonesia memang dibutuhkan keinginan dan niat yang kuat untuk dapat menikmatinya, kenapa? karena masih banyak traveller yang berlomba-lomba mengunjungi negeri lain. Cobalah kelilingi negara kita sendiri, dijamin tidak menyesal, serius. Selamat men-indonesia kawan :).







-indrirenarafar-
Share:

Selasa, 01 September 2015

Menjemputmu Sang Penyinar Pagi - Sunrise Dieng

Dieng menjadi destination pertama saya dan teman sekantor menikmati alam secara mandiri. Gunung Sikunir menjadi tujuan terakhir dirangkaian liburan ini. Untuk dapat menyambut sinar si mata orange, kami sudah harus bangun dari pukul 2.30 dini hari. Cuaca saat itu sangat tidak bersahabat dengan kulit warga jakarta macam saya dan teman-teman. Tekad kuat membangkitkan segerombolan pemalas hahaha..

Tim-pun sampai di kaki gunung sikunir, saya pribadi sempat ragu, mampukah..? hehehe maklum terlalu banyak lemak. Kami mengawali pendakian sekitar pukul 4:00 dini hari, bersama ribuan orang lainnya. Medan yang menurut saya tidak mudah di taklukan, membuat saya nyaris menyerah dan angkat bendera putih, namun tim yang terlalu solid ini membuat saya mampu sampai pada titik tertinggi gunung sikunir dalam gelap dan dingin.

Jantung yang berdetak tidak beraturan, hilang sudah ketika sampai di puncak ^^. Subhanallah. Amazing. Execited. Arrrrgkh! Saya mendapatkan sunrise sejak ia mulai menampakkan garis orangenya disetiap ujung pandangan. Tidak dapat digambarkan bagaimana pengalaman menjemput sang penyinar pagi ini, kalau kata pak supir yang membawa kami - Tuhan tahu kami orang-orang yang baik, hingga mampu sampai ke puncak tertinggi di kesempatan pertama *bahagia*.

Saran saya untuk teman-teman yang berminat ke puncak gunung dieng, utamakan selalu perlengkapan semaksimal mungkin, meskipun track ini sering kali digunakan sebagai tempat wisata. Kondisi tubuh yang baikpun sangat diperlukan, karena medan tanjakkan tidak selalu landai dan mudah dilewati (untuk para wisatawan awam). Dan, jangan bawa serta anak-anak anda untuk menikmati gunung ini, karena menurut saya lebih baik untuk keselamatan keluarga anda. Hari dimana saya mendaki adalah hari dimana dipenuhi anak-anak usia sekolah dasar - hingga balita yang masih dalam gendongan ibunya, ini tidak baik (menurut saya) bagi kesehatan mereka, dan yang pasti terhadap pasir debu yang menyelimuti sikunir.

Pukul 6.30 pagi, kami kembali ke daratan karena suhu diatas sikunir semakin dingin. Lautan awan telah terlihat jelas menari di bawah kaki kami, menakjubkan. 

Sikunir - Sunrise 4:56


Sikunir - Sunrise 5:16




Sang Penyinar

Sikunir - Negeri Diatas Awan


Spesial thank you untuk RayAdv dengan leader tour yang sangat bersahabat (cieeee alief ^^) dan seluruh peserta yang saling support. Semoga next bisa trip bareng lagi hehehe..

Selamat menjemput sang penyinar pagi di dieng, kawan.






-indrirenarafar-











Share: