Rabu, 18 Februari 2015

Jejak Senja di Samalona



Wogh pulang kampung :') deretan pulau-pulau indah memang sudah menari-nari cantik dikepala, namun apa daya, kepulangan kali ini difokuskan untuk wisata keluarga rumah ke rumah. Tapi takdir berkata lain (asik takdir hehehe), teman kantor yang kebetulan ada dinas ke kotaku ini membuka peluang untuk berlayar bersama di jumat sore.

Inilah perjalanan kami yang terbilang nekat, karena saat menyelusuri Pantai Losari tiba-tiba hujan angin turun cukup deras, "gagal sudah perjalanan dadakan ini yang memang hanya ini kesempatan kami" pikirku. Jam ditangan sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore waktu setempat, ibarat pepatah "malu bertanya sesat dijalan" akhirnya kami memutuskan bertanya dulu ke pengemudi perahu, apakah masih memungkinkan jika kami menuju Kodingareng Keke. "Pucuk dicinta ulampun tiba :D" bapak pengemudi bilang ombak masih cukup baik. 

Tawar menawarpun terjadi. Awalnya butuh biaya 700.000,- untuk menyebrang ke Pulau Samalona saja, fuuh mahal banget. Setelah negosiasi singkat disepakati 550.000,- untuk Samalona dan Kodingareng Keke (berbinar-binarlah kami). 

Ternyata perjalanan tidak semudah yang saya bayangkan, ombak sangat besar saat itu, angin kencang membuat kami terombang-ambing di atas perahu, saya pribadi sudah tidak bisa banyak bicara, pasrah pada bapak pengemudi. Namanya juga nekat hehehe, bayangkan kami diatas lautan saat air laut akan pasang disore hari dan cuacapun dalam keadaan mendung, sungguh pengalaman yang luar biasa ^^.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat menegangkan, akhirnya sampai juga di Pulau Samalona (yeay!).


Dermaga Pulau Samalona


Sejauh mata memandang dipenuhi jajaran pasir putih dengan air yang hijau bersih.



Pulau Samalona

Pasir Putih Pulau Samalona

Pemukiman Pulau Samalona



Setelah perjuangan panjang, kenangan pasti harus ada heu, foto-foto dulu yaaa..


Tim Penjejak Samalona




Terpeluk Samalona

Kuncoro

Rasanya kali ini kami memang belum ditakdirkan (*aiiiis takdir lagi) ke Pulau Kodingareng Keke. Demi bisa kembali ke pusat kota, Pulau Samalona sudah sangat menyenangkan hati. Matahari sudah mulai tertutup awan, waktunya kembali untuk berlayar. Perjalanan kami tempuh dalam gelap, dan untungnya ombak tidak sehebat tadi, walaupun memang masih cukup membuat saya dagdigdug heuheu.






-indrirenarafar-
Share:

0 komentar:

Posting Komentar